Berdirilah dia disamping bak sampah, di
sebuah perempatan jalan yang cukup jauh dari rumahnya. Sudah hampir 1 minggu
ini dia berdiri disana dan menunggu seorang gadis SMA yang biasa melalui
perempatan itu untuk menunggu angkutan umum yang menuju arah sekolahnya. Tepat
pukul 06.30 pagi dia sudah ada diperempatan jalan itu. Ya, hanya untuk menunggu
gadis itu berjalan menaiki sebuah angkutan umum, setelah angkutan yang membawa
gadis itu hilang dari pandangannya, diapun pulang. Itulah yang dia lakukan
selama 1 minggu ini.
Dana,
itulah nama anak laki - laki itu. Tak sengaja saat dia lewat perempatan itu di
pagi hari, ketika gadis SMA itu berangkat ke sekolah. Sejak saat itu pula Dana
seolah terhipnotis oleh keanggunan gadis itu. Dan sejak saat itu pula, dia
menunggui gadis itu lewat dan setelah itu pulang. Dana sangat ingin bertemu dan
menyapa gadis itu. Ingin rasanya dia mengetahui siapa nama gadis itu. Tapi, apa
yang bisa dia perbuat, dia tidak terlalu berani untuk menyapa atau bahkan
tersenyum kepada gadis itu. Dia hanya bisa menatapnya dari jauh dan
mengaguminya.
Suatu
hari, saat Dana berkumpul dengan teman temannya, dia bercerita kepada teman
temannya tentang apa yang beberapa hari ini dia lakukan. Tak lain dan tak
bukan, yaitu kebiasaannya yang datang keperempatan jalan hanya untuk memandang
gadis SMA dari jauh. Bahkan hal itu membuat dirinya menjadi gila. Hampir setiap
malam dia berfikir bagaimana caranya dia supaya bisa mengenal gadis itu. Ketika
Dana seru bercerita kepada yang lain, datanglah sahabat karibnya Malubay yang
berpakain seragam sekolah. Dana memang baru lulus, dan dia belum mendapatkan
pekerjaan, maka dia bisa setiap pagi datang ke perempatan itu. Berceritalah
Dana kepada Malubay. Teman temannya yang mendengarnya hanya menertawai kelakuan
aneh Dana, tapi saat Malubay mendengar cerita Dana, Malubay sangatingin
membantu Dana. Tapi, Malubay pun bingung. Bahkan Malubay tidak tau seperti apa
ciri ciri dan dimana gadis itu bersekolah.
Semakin
lama, Dana semakin ingin tahu siapa namanya dan dimana dia bersekolah. Suatu
pagi, ketika gadis itu seperti biasa lewat dan naik keangkutan umum, Dana
mengikuti angkutan umum itu dengan motor yang dia pinjam dari temannya.
Beberapa menit dia mengikuti, berhentilah angkutan umum itu didepan gang yang
diatasnya terdapat palang yang bertuliskan “SMA N 49, 1 km”. Ketika turun,
gadis itu berjalan menuju sekolahnya dan Dana tetap mengikutinya. Sesampai
disekolahan itu, dan berhenti dan memarkirkan sepeda motornya disamping pos
satpam sekolah tersebut. Gadis itu masuk dan hilang didalam gedungnya. Dana pun
bertanya kepada satpam yang pagi itu sedang berjaga. 5 menit Dana berbincang
bincang dengan satpam itu, kembalilah dia kesepeda motornya dan tersenyum
riang, seolah dunia ada dikepalan tangannya. Gadis pujaannya bernama Aria.
Setelah
kejadian itu, di minggu ke 3, Dana masih slalu menunggui gadis itu, menatap
dari jauh, dan pulang. Selama 3 minggu berturut turut, tapi belum ada
keberanian Dana untuk coba menyapa langsung gadis itu. Teman temannya slalu
memberikan nasihat kepada Dana untuk tetap percaya diri dan menyapa gadis
pujaannya itu. Tapi, apa mau dikata, semua tidak semudah membalikkan telapak
tangan. Banyak kemungkinan yang bisa terjadi ketika Dana menyapa gadis itu.
Itulah yang Dana takutkan.
Suatu
malam, dihari sabtu. Berkumpulah Dana dengan dua sahabat karibnya. Tama dan
Malubay. Mereka memang biasa berkumpul pada malam minggu itu untuk bercanda ria
dan bercerita tentang banyak hal. Dana pun, kembali bercerita kepada dua
sahabatnya. Sambil bercanda Tama dan Malubay meledek Dana yang tak punya nyali
untuk menyapa Aria. Dana hanya bisa cemberut kepada dua sahabatnya. Tapi, tanpa
sepengetahuan Dana, Tama dan Malubay sedang berdiskusi dan berusaha mencari
cara bagaimana supaya Dana bisa bertemu atau paling tidak berkenalan.
Akhirnya,
Tama mendapatkan ide yang cukup cemerlang. Cara bagaimana mempertemukan Aria
dengan Dana, yaitu dengan cara berkenalan kepada Aria, dan baru memperkenalkan
Aria kepada Dana. Tapi itupun tidak mudah. Tama sedang sibuk kuliah. Sedangkan
Malubay sibuk bersekolah karna dia saat ini duduk dikelas 3 SMA. Ide itupun
sesaat terhenti. Tapi, Malubay tetap berusaha mencari jalan lain. Karna mereka
bertiga jarang bertemu, makan Malubay mengganti ide yang pertaman dengan idenya.
Yaitu, Malubay berusaha berkenalan dengan anak yang juga bersekolah di SMA 49.
Malubay pun berusaha untuk mencari kenalan dari teman teman sekelasnya.
Akhirnya, Malubay mendapatkan sebuah nomer telepon anak 49, dia adalah Karin.
Tanpa
sepengetahuan Tama atau Dana, Malubay sudah sering berkomunikasi dengan Karin
yang ternyata 1 kelas dengan Aria. Awalnya Karin tidak mau memberikan nomer
Aria kepada Malubay, tetapi Malubay tetap berusah dan memohon kepada Karin.
Karin pun akhirnya memberikan nomer Aria kepada Malubay. Malubay pun benar
benar senang dan membayangkan apa yang akan terjadi pada Dana ketika tahu kalau
nomer Aria sudah ada ditangan Malubay. Malubay mendapatkannya dengan syarat,
Malubay harus bersikap sopan kepada Aria, karna bagaimanapun Karin yang
memberikan nomer itu kepadanya.
Malubay pun
mulai berkomunikasi dengan Aria. Malubay bercerita kepada Aria tentang Dana
yang slalu datang dipagi hari kesebuah peremapatan dijalan hanya untuk menatap
Aria dari jauh, mendengar cerita Malubay, Aria pun terharu. Aria sangat kagum
kepada Dana. Malubay pun bertanya kepada Aria, apakah dia mau berteman dengan
Dana. Aria menjawab kalo dia belum memutuskan kapan, dia hanya meminta nomer
Dana kepada Malubay dan berjanji akan menghubungi Dana sendiri. Aria juga
meminta supaya Malubay tidak memberikan nomernya kepada Dana. Itu janji
diantara mereka berdua. Malubay sudah janji dan akan menepati karna ini juga
demi kebaikan Dana dan Aria. Malubay pun bercerita kepada Dana apa yang
terjadi, Dana sangat senang dan berterimakasih kepada Malubay karna Malubay
sudah sangat membantu Dana. Tapi, Dana mencurigai Malubay karna pada saat Dana
meminta nomer Aria, Malubay tidak memberikannya. Dana pun pergi meninggalkan
Malubay, dia merasa kalo Malubay sudah bertemu dan Malubay juga jatuh hati
kepada Aria. Padahal Malubay, tidak ada perasaan sedikitpun pada Aria. Itu
semua karna janji Malubay kepada Aria. Jauh dilubuk hati Malubay, dia hanya
ingin membantu Dana. Tapi ceritanya lain. Kesalahpahaman ini menjadi panjang,
dimana Dana jadi membenci Malubay yang dia pikir Malubay berkhianat. Semua
semakin rumit ketika Dana tidak mau bertemu atau berbicara pada Malubay.
Malubay tetap
berpegang teguh pada janjinya kepada Aria. Tanpa sepengetahuan Aria, Dana dan
Malubay saling berdiam diri dan bermusuhan. Akhirnya, Tama pun tahu, mengetahui
itu semua, Tama berusaha menjadi penengah diantara merka berdua. Seperti biasa
dimalam minggu, Tama mengajak berkumpul dua sahabatnya itu. Kali ini dirumah
Dana. Malubay pun datang dan dia berusaha menyelesaikan masalah ini.
Mereka bertiga
duduk disebuah bangku panjang. Malubay, Tama dan Dana. Ketika mereka sudah
berkumpul, Tama bingung pada dua sahabatnya yang bertingkah seperti anak SD.
Tama pun pergi kesuatu tempat dan berjanji dia tidak akan lama, dan pasti akan
kembali. Malubay dan Dana masih dengan posisi yang sama dan tetap berdiam diri
masing masing. Tak lama, Tama masuk kekamar dan meninggalkan Malubay sendiri.
3 jam kemudian,
Tama kembali. Tama pun memanggil Dana, dan menjelaskan dari mana dia dan apa
yang dia lakukan. Ternyata Tama sudah lebih dahulu kenal dengan Aria, dia pergi
kerumah Aria dan menceritakan apa yang terjadi antara Malubay dan Dana. Aria
juga sudah menjelaskan pada Tama apa yang terjadi antara dia dan Malubay, dan
memang itu semua hanya salah paham saja. Malubay yang sejak tadi duduk sendiri
disana pun akhirnya merasa kalau ini semua semakin tidak jelas. Dia kesal, dia
ingin pulang. Tapi Tama melarang dan ingin menyelesaikan masalah kesalahpahaman
ini. Tama berkata kepada kepada Dana dan Malubay, kalau mereka sebenarnya salah
paham. Dalam hal ini, tidak ada yang salah atau pun benar. Ini semua hanya
kesalahpahaman dan kurang komunikasi. Akhirnya Tama meminta Malubay dan Dana
untuk tidak bersikap seperti anak kecil lagi. Masalah itu pun selasai.
Seminggu
kemudian, Dana dan Aria pun berpacaran. Dana bertemu, dan menyatakan cintanya
pada Aria. Aria yang memang kagum pada Dana pun langsung menerimanya. Tapi,
pada kenyataannya Aria hanya kagum dan tidak benar benar ingin menjadi pacarnya.
Tapi, dia tidak berani jujur karna takut melukai hati Dana. 3 hari mereka
menjalin hubungan Dana tetap tidak tahu perasaan Aria yang sebenarnya. Tepat
dihari ke 7 atau seminggu, Aria pun berkata jujur pada Dana. Aria hanya kagum
kepada Dana, tapi tidak ada perasaan sayang ataupun sejenisnya kepada Dana. Dia
juga berkata, kalau Aria tidak pantas kepada Dana karna Aria yakin, akan ada
gadis yang lebih baik dan lebih pantas untuk Dana. Mendengar itu semua, Dana
sangat kecewa. Ternyata selama ini gadis yang dia sayang hanya merasa kasihan,
makanya Aria menerima dirinya. Dana benar benar kecewa, tapi dia tidak marah
ataupun kesal pada Aria. Karna itu adalah hak Aria untuk suka atau tidak, untuk
mempunya rasa atau tidak kepada Dana. Semua itu adalah keputusan Aria, dan
dengan besar hati Dana pun menerima keputusan Aria.
Hubungan yang
hanya seminggu pun akhirnya menjadikan pelajaran berharga berharga untuk Dana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar